POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

A. LATAR BELAKANG

    Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang yang terdiri atas lebih dari 17.504 pulau. Luas wilayah Indonesia ⅔ nya terdiri dari lautan. Sebagai negara kepulauan yang utuh, sesuai dengan Konvensi Hukum Laut PBB, luas total perairan Indonesia mencapai sekitar 5,8 km². Hal tersebut menjadikan Indonesia sangat potensial menjadi poros maritim dunia.
    Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Sebagai Negara Kepulauan yang memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, sektor maritim dan kelautan menjadi sangat strategis bagi Indonesia ditinjau dari aspek ekonomi dan lingkungan, sosial budaya, hukum dan keamanan. 



B. RUMUSAN MASALAH

1. Hal Apa saja yang mempengaruhi negara Indonesia menjadi negara maritim?
2. Apa pengaruh letak dan lokasi Indonesia bagi kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia?
3. Bagaimana cara pemerintah mengembangkan potensi kelautan yang ada di Indonesia?



C. PEMBAHASAN

1. Lokasi Indonesia

    a. Lokasi Astronomis

        Letak Astronomis Indonesia adalah 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS (Lintang Selatan) dan antara 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur Timur). Jika dilihat dari posisi astronomis Indonesia terletak di kawasan iklim tropis dan berada di belahan timur bumi. Indonesia berada di wilayah tropis, hal ini membuat Negara Indonesia selalu disinari oleh matahari sepanjang tahun.
        Di Indonesia hanya terjadi dua kali pergantian musim dalam satu tahun, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Di wilayah tropis ini juga mempunyai berbaga jenis flora dan fauna yang beraneka ragam. Sedangkan pengaruh dari garis bujur, Indonesia mempunyai perbedaan waktu yang dibagi menjadi 3 daerah waktu. Yaitu Waktu Indonesia Timur (WIT), Waktu Indonesia Tengah (WITA), Waktu Indonesia Barat (WIB)



   b. Lokasi Geografis 

    Letak geografis sendiri dari Indonesia sendiri memiliki arti bahwa letak Indonesia dilihat dari kenyataan yang sebenarnya di muka bumi. Indonesia secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dua benua yaitu benua Australia dan Benua Asia, sedangkan dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Jadi, dapat dikatakan bahwa Indonesia berada pada posisi silang dunia atau world cross position. Dengan adanya posisi tersebut membuat Indonesia menjadi pusat jalur lalu lintas dunia. Maka, itulah sebabnya mengapa banyak orang yang menganggap bahwa Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis.


   c. Lokasi Geologis

    Letak Geologis Indonesia adalah letak wilayah Indonesia berdasarkan berdasarkan susunan bebatuan yang ada dipermukaan bumi Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwasannya Indonesia adalah negera dengan jumlah gunung api terbanyak didunia dan sebagian besarnya adalah gunung-gunung yang masih aktif. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab utama kesuburan tanah Indonesia. Tanah subuh karena mengandung unsur hara yang tinggi dan ini bisa terjadi karena letusan gunung berapi.
    Secara geologis Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama yang ada di dunia yakni Lempeng Autralia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini juga yang menyebabkan kenapa di Indonesia sering terjadi gempa bumi. Gempa bumi bisa terjadi karena tumbukan antar lempeng, oleh karena Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama dunia, maka kemungkinan terjadi gempa bumi di Indonesia sangat besar dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
   Menurut ilmu geologi, Indonesia juga terletak diantara dua dangkalan besar, yaitu Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul. Dangkalan Sunda berada didaerah Indonesia bagian barat yang berhubungan langsung dengan Benua Asia. Dangkalan ini mencakup wilayah Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Madura, Bali dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Sedangkan Dangkalan Sahul berada di Indonesia bagian timur yang berhubungan langsung dengan Benua Australia. Dangkalan Sahul mencakupi wilayah yang sangat luas, membentang dari bagian utara Papua hingga bagian utara Benua Australia.




2. Batas Wilayah Indonesia

    a. Batas Wilayah Darat
        Utara: Malaysia Timur
        Timur: Papua Nugini
        Barat: -
        Selatan: Timor Leste  

    b. Batas Wilayah Laut
        Utara: Perairan Negara Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina.
        Timur: Samudera Pasifik
        Barat: Perairan Negara India
        Selatan: Perairan Negara Australia  


3. Luas Wilayah Indonesia 

KOMPONEN
LUAS
Luas Wilayah Kedaulatan:

·         Perairan Pedalaman dan Perairan Kepulauan
·         Laut Teritorial
3.110.000 km²
290.000 km²
Luas Wilayah Berdaulat:

·         Zona Tambahan
·         Zona Ekonomi Ekslusif
·         Landas Kontinen
270.000 km²
3.000.000 km²
2.800.000 km²
Luas Perairan Indonesia
6.400.000 km²
Luas NKRI (Darat + Perairan)
8.300.000 km²
Panjang Garis Pantai
108.000 km ²


4. Karakteristik Wilayah Perairan di Indonesia




    Secara biofisik wilayah laut dapat dibagi berdasarkan daerah permukaan (pelagik) maupun daerah dasar laut (bentik). Selain itu, dapat dibagi secara horizontal maupun vertikal. Daerah pelagik dapat dibedakan secara horizontal ke beberapa zona, sebagai berikut:

a. Zona Neritik → zona perairan yang terletak di atas paparan benua. Daerah dasar (zona bentik) yang terletaj dibawah zona neritik disebut zona paparan (sublitoral). Zona paparan merupakan habitat dari berbagai organisme seperti rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Daerah peralihan dari zona paparan dengan daratan disebut zona litoral dan estuaria. Zona litoral merupakan wilayah pantai yang kaya akan sumber daya seperti mangrove.


b. Zona Oseanik → semua perairan terbuka seperti Samudera.

   Berdasarkan daya tembus cahaya matahari terhadap air laut, secara vertikal daerah pelagik dibedakan atas:

a. Zona Fotik (eufotik atau epipelagik) → perairan pelagik yang mendapatkan cahaya matahari. Memiliki kedalaman 100-500 m.

b. Zona Afotik → perairan pelagik yang tidak tembus cahaya matahari sehingga gelap. Zona afotik dibedakan lagi atas:
1) Zona meso pelagik → bagian paling atas dari zona afotik yang berkedalaman antara 700-1.000 m. Zona ini memiliki suhu 10 derajat celcius.
2) Zona bati pelagik → zona afotik yang berkedalaman 1.000-4.000 m, dengan memiliki suhu 10-4 derajat celcius.
3) Zona hadal pelagik → zona yang berkedalaman lebih dari 6.000-10.000 m, termasuk perairan terbuka dengan palung laut yang sangat dalam.

Berdasarkan topografi dasar laut, perairan Indonesia terdiri atas perairan laut dangkal (paparan) dan perairan laut dalam (jeluk). Paparan yang terdapat di Indonesia yaitu Paparan Sunda dan Paparan Arafura-Sahul, sedangkan perairan dalam antara lain Laut Banda dan Laut Sulawesi.

Selain paparan (shelf) yang dangkal, terdapat bentukan dasar laut di Indonesia, yaitu:
a. Basin → depresi/cekungan yang luas di dasar laut yang berbentuk bulat atau lonjong. (contoh: Laut Sulawesi)
b. Palung → depresi/cekungan laut dalam yang memanjang di dasar laut, contohnya Palung Weber. Terdapat 2 jenis palung, yaitu trench dan trough. Palung terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dan lempeng samudra.
c. Rise → bentukan pegunungan di dasar laut yang berbentuk kerucut.
d. Ridgebentukan pegunungan di dasar laut yang berbentuk agak datar.
e. Seamount → gunung api bawah laut. (contoh: gunung api di Laut Banda & Kepulauan Sitaro)

a. Paparan Sunda
   Merupakan paparan benua yang terluas di dunia. Paparan ini menghubungkan Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bangka Belitung, dan daratan Asia. Selain itu, Paparan Sunda juga meliputi Laut Cina Selatan, Teluk Thailand, Selat Malaka, dan Laut Jawa.
    Pada awalnya Paparan Sunda merupakan sebuah daratan yang menghubungkan
Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bangka Belitung, dan daratan Asia. Namun karena pencairan es pada zaman pleistosen, Paparan Sunda terendam dan terbentuk Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.



b. Paparan Arafura-Sahul
    Paparan ini terletak di bagian timur Indonesia. Paparan ini menghubungkan Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan Australia. Di zaman pleistosen, paparan ini merupakan daratan sehingga menghubungkan Pulau Papua, Kepulauan Aru, dan Australia. Tetapi, Kepulauan Aru dan Kepulauan Kei tidak pernah bersatu meskipun lokasinya berdekatan karena terdapat Basin Aru yang sangat dalam.


c. Perairan Laut Dalam
   Perairan laut dalam terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Arafura-Sahul. Topografi dasar laut dalam dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Di sebelah utara terdapat Palung Mindanao yang merupakan palung terdalam di dunia, Basin Sulawesi, dan Palung Makassar.
2) Di Laut Maluku terdapat Basin Morotai, Palung Ternate, Basin Bacan, Basin Manggole, dan Basin Gorontalo.
3) Basin Banda, terdiri dari Basin Banda Utara, Basin Bnada Selatan, dan Palung Weber.
4) Samudra Hindia terdiri atas Basin Besar Indo-Australia, palung yang memanjang dan sejajar Pantai Barat Sumatra bersambung dengan Pantai Selatan Jawa dan Nusa Tenggara, Paling Jawa, Palung Bali, dan Palung Mentawai.



5. Karakteristik Wilayah Daratan di Indonesia
    
    Karakteristik topografi di daratan terjadi karena adanya tumbukan lempeng. Akibat hasil tumbukan lempeng tersebut di antaranya:
a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjutan dari pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
b. Membentuk rangkaian kepulauan di sebelah barat Pulau Sumatra seperti Pulau Simeulue, Pulau Nias, Pulau Siberut, dan Pulau Enggano.
c. Membentuk daratan dari hasil proses pengangkatan dasar laut, sepert Pegunungan Jayawijaya, Maros, Pegunungsn Sewu, dan Padalarang.
d. Membentuk jalur-jalur patahan yang sangat berpotensi terjadinya gempa bumi.
e. Zona tumbukan lempeng tektonik juga membentuk jalur gunung api aktif.

    Selain topografi berbukit dan pegunungan, di Indonesia terdapat banyak topografi landai sampai datar. Topografi ini terletak di sebelah timur Pulau Sumatra, Pantai Utara Jawa, dan bagian barat, selata, dan timur Pulau Kalimantan. Bagian landai ini dialiri sungai-sungai besar. Bagian landai beserta sungai-sungainya bersambung dengan Paparan Sunda. 
   Pegunungan di Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Sirkum Mediterania: Pegunungan Bukit Barisan, Pegunungan di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Yang merupakan kelanjutan dari Sirkum Pasifik: pegunungan yang ada di Sulwesi Utara dan Maluku Utara.


6. Perkembangan Transportasi dan Perdagangan Nasional di Indonesia
    Berkaitan dengan jalur perdagangan dan distribusi penumpang saat ini pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai pemgembangan tol laut. Tol laut adalah kapal laut yang berlayar secara rutin dan terjadwal yang menghubungkan wilayah Indonesia dari barat sampai timur dan dari utara sampai selatan. 
     Menurut Prihartono (2015) dalam pengembangan tol laut terdapat konsep wilayah depan (foreland) dan wilayah dalam (hinterland). Konsep wilayah ini merupakan koridor ekonomi yang berbasis maritim dan sistem logistik untuk mendukung sektor perdagangan, baik dari sumber daya kelautan maupun daratan. Selain itu, koridor ekonomi tersebut akan mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan baru dan pemerataan ekonomi di seluruh wilayan Nusantara. 
      Pada tol laut terdiri atas kapal pelayaran untuk peti kemas dan penumpang. Tol laut untuk peti kemas harus didukung oleh pelabuhan laut yang andal, baik dari segi kapasitas daya tampung, data, dan sistem informasi, maupun dokumentasi, dan memperhatikan karakteristik muatan barang. Tol laut peti kemas harus memiliki pelayaran yang rutin dan terjadwal dan memiliki akses yang baik terhadap daratan, seperti pelabuhan, terminal, sungai, dan kawasan pesisir.


7. Potensi Sumber Daya Kelautan di Indonesia

    a. Sumber Daya Perikanan
       Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan dunia. Sekitar 2000 jenis spesies ikan terdapat di Indonesia. Dari jumlah spesies tersebut, baru sekitar 400 spesies yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi diklasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu ikan pelagis besar, ikan pelagis kecilm ikan karang, ikan demersal, dan ikan hias. Selain jenis ikan, potensi kelautan yang bernilai ekonomis tinggi yaitu jenis krustacea, moluska, dan ekinodermata. 
     Pada 2012, kontribusi sektor perikanan dan kelautan dalam pendapatan nasional hanya 20%. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia harus lebih dimaksimalkan. Faktor penyebab masalah belum optimalnya sumber daya perikanan di Indonesia antara lain:
a. Kebijakan pemerintah Indonesia belum merata di seluruh wilayah Indonesia
b. Masih tingginya pencurian ikan oleh negara lain
c. Pelabuhan laut belum berfungsi secara maksimal
d. Pembangunan infrastruktur kelautan yang masih tertinggal 
e. Jumlah industri perkapalan yang masih sedikit
f. Armada kapal penangkap ikan masih sederhana 

   b. Pariwisata Bahari 
     Indonesia merupakan kawasan wisata bahari yang sangat potensial di Asia bahkan dunia sehingga pariwisata bahari harus mendapat prioritas utama dalam pemanfaatan sumber daya kelautan. Wisata bahari adalah kegiatan wisata dan olahraga air di perairan laut, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa yang dikelola secara komersial. Objek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan dalam pariwisata bahari, yaitu wisata alam pantai dan pulau-pulau keil, keanekaragaman fauna dan fora, wisata budaya masyarakat pesisir, wisata olahraga.
     Sumber daya hayati bahari sangat mendukung dalam pengembangan pariwisata bahari, seperti terumbu karang, ikan hias, padang lamun, hutan mangrove, dll. Selain itu, kondisi ombak perairan Indonesia yang bervariasi sangat memungkinan wisatawan untuk memilih banyak kegiatan wisaya seperti berenang, surfing, ski, diving, snorkeling, dan berlayar.
    Objek wisata yang harus dijadikan modal utama dalam pengembangan pariwisata bahari adalah terumbu karang. Indonesia memiliki kawasan terumbu karang yang sangat luas yaitu 85.000 km² dan termasuk negara yang memiliki kawasan terumbu karang terbaik di dunia. Kepulauan Wakatobi, Pulau Flores, Bunaken, Kepulauan Riau, dan Lombok merupakan kawasan terumbu karang yang telah terkenal keindahannya.
    Menurut Priyono (2014) perlu adanya program pengembangan industri pariwisata bahari di Indonesia agar dapat berdaya saing secara internasional. Program tersebut antara lain:
a. menyusun standar usaha wisata bahari
b. meningkatkan pelayanan usaha wisata bahari
c. meningkatkan iklim investasi wisata bahari
d. sertifikasi usaha pariwisata bahari
e. mengembangkan jalur dan titik labuh kapal wisata
f. kemitraan usaha pariwisata bahari 



D. KESIMPULAN DAN SARAN

     Kesimpulan yang dapat ditarik dari tulisan ini salah satunya adalah bahwa lokasi Indonesia baik secara astronomis, geografis, maupun geologis memberikan pengaruh pada kehidupan masyarakat di Indonesia. Contohnya adalah adanya musim kemarau dan penghujan karena Indonesia beriklim tropis, adanya pembagian waktu, bencana alam seperti gempa bumi, dan lain-lain. Kemudian untuk memaksimalkan potensi kelautan yang dimiliki Indonesia, pemerintah dapat mengembangkan sektor perikanan dan pariwisata bahari. Untuk perikanan, pemerintah dapat memperbanyak jumlah industri perkapalan, mempererat keamanan supaya tidak terjadi illegal fishing, dll. Sedangkan untuk pariwisata bahari, Indonesia dapat memiliki pendapatan nasional yang lebih tinggi jika sumber daya laut dikelola dengan lebih baik.
     Saran saya untuk pemerintah Indonesia adalah supaya semakin memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan memperhatikan keuntungan wilayah Indonesia yang strategis untuk pelayaran dan perdagangan internasional serta kekayaan sumber daya lautnya. Dengan memperkuat kebijakan di sektor kelautan maka Indonesia dapat semakin maju dan kesejahteraan masyarakat Indonesia terjamin.



DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nurul dan Somantri, Lili. 2016. Aktif dan Kreatif Belajar Geografi. Jakarta: Grafindo Media Pratama.


pengertianporosmaritim.blogspot.com/2017/08/pengertian-poros-maritim.html

 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

DINAMIKA LAUT